Kenapa
Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk islam terbanyak namun selalu
menjadi negara berkembang dan banyak hutang? Kan seharusnya kalau islam ya
berarti didukung Allah = negara maju. Saya pun selalu bertanya-tanya dalam
benak saya mengapa bisa terjadi. Mungkin Allah tidak ridha dengan negara ini.
Tapi kenapa? Sadarkah kalian bahwa kita itu negara islam, namun, kita hanya
islam individu. Padahal islam itu harusnya satu, satu tubuh, satu jiwa, satu
fikiran, satu semangat. “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang
bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur
badan akan merasakan panas dan demam”. (HR. Muslim). Itulah salah satu
alasannya, kita hanya ISLAM INDIVIDU.
Ketika
zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika beliau disakiti maka
sahabat pun selalu membela, bahkan seringkali Umar Rhadiyallahu ‘anhu mengancam
untuk membunuh orang yang menyakiti beliau dan ketika salah seorang sahabat
yang terbiasa pergi ke masjid namun ketika hari itu tidak terlihat, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam menunggunya hingga waktu shubuh hampir habis.
Itulah islam yang seharusnya, satu tubuh, satu jiwa. Coba bayangkan apa yang
terjadi sekarang di Indonesia? Ketika kita mengajak suatu kebaikan seperti
sedekah, shalat, puasa, serta membela agama kita, kita lebih malu dibanding
kita mengajak hal negatif seperti begadang, mabuk, males-malesan (mager). Yang
lebih parah lagi kita tahu bahwa ada sesuatu yang salah namun kita TIDAK PEDULI
karena sudah menjadi KEBIASAAN. Contoh dalam hal ini adalah pacaran, kita sudah
tahu bahwa mendekati zinah saja sudah termasuk dosa tapi, kita tak pernah
memberitahu teman kita dan kita pun berpura-pura tidak tahu bahwa itu salah
karena memang sudah menjadi kebiasaan.
Sudah
banyak sekali kesalahan berfikir yang ada pada zaman sekarang yang seharusnya
benar, namun menjadi salah di mata manusia dan yang harusnya salah justru malah
merasa benar di mata manusia. Memang otak manusia itu gampang sekali
dimanipulasi oleh setan, karena setan datangnya dari depan, belakang, samping,
namun jika kita selalu mendekat kepada Allah maka hidayah akan datang dari
atas. Kesalahan berfikir yang paling fatal adalah kita menomor duakan TUHAN kita.
Mengapa? Secara tidak sadar otak kita telah dicuci oleh taktik taktik setan dan
illuminati, berbagai cara pun dituangkan oleh mereka. Konser, world cup, fashion,
musik, uang merupakan beberapa taktik mereka. Mereka sangat picik, dan jika
kita hanya menggunakan otak tanpa keimanan maka kita akan jatuh kedalam
genggaman setan.
Uang,
siapa yang tidak mau uang? Pasti kita menginginkan uang baik karena ingin kaya
ataupun kebutuhan. Karena adanya uang, secara tidak sadar hidup kita hanya
untuk uang, bagaimana jika tidak mendapat uang, bagaimana kalau miskin,
bagaimana uang, uang, dan uang, yang akhirnya... Kita harus bekerja pagi hingga
malam untuk mendapatkan uang. Kita bekerja untuk men-store job dari bos kita.
Kita takut dipecat... Pada akhirnya, kita lebih takut telat dipanggil bos
dibanding dipanggil Allah (adzan), ini kesalahan berfikir yang amat sangat
fatal menurut saya. Padahal, yang mengatur semua itu Allah, kita melupakan
bahwa Allah sang Maha Pengatur. Kita tidak punya uang pun bisa hidup (paling
kelaperan), gimana bisa? Coba kalian lihat bagaimana siklus burung, pagi hari
mereka keluar mencari makanan karena lapar, sore hari pulang perut sudah penuh,
mereka tidak punya uang tentunya. Dibanding dengan kita, pagi keluar untuk
bekerja, pulang malam, gaji pas-pasan, shalat ditinggal, ga sempat ngurus anak
karena capek, ga pernah ngaji. Sudah jelas, jika Allah ridha dengan hamba-Nya
maka semua akan dipermudah.
World
cup, semua orang pasti tau apa itu world cup. Ketika kita menonton para atlet
internasional berlaga, kita berasa sedang menonton pahlawan-pahlawan negara
saling mengayunkan pedang. Maksudnya, sadar tidak sadar, kita menyaksikan atlet
olahraga bak pahlawan Patimura. Orang-orang rela bangun malam untuk menonton
world cup dibanding shalat. Padahal apa coba, kalo menang, kita ga untung, kalo
kalah kita ga rugi, ya kecuali kalau taruhan.
Musik,
padahal sudah jelas bahwa musik merupakan lantunan-lantunan orang kafir ataupun
setan. Terasa sekali, bahwa peranan musik sudah seperti menggantikan peranan
Al-Quran yang seharusnya dilantunkan dengan suara yang merdu. Kita benar-benar
salah berfikir di sini, ketika kita mendengar bahwa ada musik favorit kita
disetel dan suaranya pelan, maka kita akan meminta untuk memaksimalkan
volumenya, namun, ketika Al-Quran disetel walaupun hanya pelan, kita meminta
untuk mematikannya. Sungguh suatu anomali yang sangat aneh apalagi dengan
adanya konser musik, para penyanyi pun sudah menjelma menjadi patung sapi emas
ketika zaman nabi Musa ‘alaihi sallam. Padahal mereka loh, cuman punya suara
bagus, udah selesai, akhlak belum tentu, agama apalagi, tapi kita sampai
tergirang-girang seperti anak kos di akhir bulan makan daging.
Fashion,
inilah yang paling aneh menurut saya, gatau kenapa, semakin kaya dan modern
manusia itu semakin GILA. Kenapa? Semakin modern orang semakin mendekati zaman
Homo Palaeojavanikus yang hanya berpakaian dedaunan (pakaian terbuka), semakin
kaya orang semakin ingin menggunakan pakaian gelandangan (pakaian robek-robek).
Aneh sekali, apalagi jika seseorang berpakaian menurut syariat islam, biasanya
akan ditanya “Mas sekarang kamu ikut aliran apa?” (Pengalaman) Astagfirullah,
lantas saya jawab “Aliran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam” bahkan
mungkin akan ada yang berkata “Sok Alim!”, “Teroris”. Ya itulah pengaruh
pencucian otak oleh media massa yang ada. Salahnya kita semenjak kecil sudah
terbiasa melihat yang tidak sesuai dengan syariat islam, apalagi kita sering
disuguhkan bahwa “Teroris adalah orang fanatik dengan agama”. Aduh pusing
kepala ini jika sudah terpengaruh dengan pemikiran aneh seperti itu.
Pancasila,
demokrasi, HAM, dan sejenisnya memaksa kita untuk berfikir bahwa “Semua agama
adalah benar” sehingga kita tidak diperbolehkan fanatik. Padahal menurut saya,
fanatik terhadap agama itu hukumnya wajib, karena Allah sendiri yang mengatakan
dalam Q.S. Al-Baqarah: 208 “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke
dalam islam secara Kaffah (total), dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
setan, sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu”. Ya, intinya sih seruan
itu hanya untuk orang beriman. Kalo gamau fanatik, mungkin dia munafik atau
kafir, tinggal pilih deh. Mungkin hanya ini yang dapat saya sampaikan, penulis
juga bukan orang yang sempurna dan jika ada salah kata, mohon maaf karena
datangnya dari nafsu saya sedangkan kebenaran hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar