Minggu, 18 Juni 2017

Kesalahan Berfikir


Kenapa Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk islam terbanyak namun selalu menjadi negara berkembang dan banyak hutang? Kan seharusnya kalau islam ya berarti didukung Allah = negara maju. Saya pun selalu bertanya-tanya dalam benak saya mengapa bisa terjadi. Mungkin Allah tidak ridha dengan negara ini. Tapi kenapa? Sadarkah kalian bahwa kita itu negara islam, namun, kita hanya islam individu. Padahal islam itu harusnya satu, satu tubuh, satu jiwa, satu fikiran, satu semangat. “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam”. (HR. Muslim). Itulah salah satu alasannya, kita hanya ISLAM INDIVIDU.
Ketika zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika beliau disakiti maka sahabat pun selalu membela, bahkan seringkali Umar Rhadiyallahu ‘anhu mengancam untuk membunuh orang yang menyakiti beliau dan ketika salah seorang sahabat yang terbiasa pergi ke masjid namun ketika hari itu tidak terlihat, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menunggunya hingga waktu shubuh hampir habis. Itulah islam yang seharusnya, satu tubuh, satu jiwa. Coba bayangkan apa yang terjadi sekarang di Indonesia? Ketika kita mengajak suatu kebaikan seperti sedekah, shalat, puasa, serta membela agama kita, kita lebih malu dibanding kita mengajak hal negatif seperti begadang, mabuk, males-malesan (mager). Yang lebih parah lagi kita tahu bahwa ada sesuatu yang salah namun kita TIDAK PEDULI karena sudah menjadi KEBIASAAN. Contoh dalam hal ini adalah pacaran, kita sudah tahu bahwa mendekati zinah saja sudah termasuk dosa tapi, kita tak pernah memberitahu teman kita dan kita pun berpura-pura tidak tahu bahwa itu salah karena memang sudah menjadi kebiasaan.
Sudah banyak sekali kesalahan berfikir yang ada pada zaman sekarang yang seharusnya benar, namun menjadi salah di mata manusia dan yang harusnya salah justru malah merasa benar di mata manusia. Memang otak manusia itu gampang sekali dimanipulasi oleh setan, karena setan datangnya dari depan, belakang, samping, namun jika kita selalu mendekat kepada Allah maka hidayah akan datang dari atas. Kesalahan berfikir yang paling fatal adalah kita menomor duakan TUHAN kita. Mengapa? Secara tidak sadar otak kita telah dicuci oleh taktik taktik setan dan illuminati, berbagai cara pun dituangkan oleh mereka. Konser, world cup, fashion, musik, uang merupakan beberapa taktik mereka. Mereka sangat picik, dan jika kita hanya menggunakan otak tanpa keimanan maka kita akan jatuh kedalam genggaman setan.
Uang, siapa yang tidak mau uang? Pasti kita menginginkan uang baik karena ingin kaya ataupun kebutuhan. Karena adanya uang, secara tidak sadar hidup kita hanya untuk uang, bagaimana jika tidak mendapat uang, bagaimana kalau miskin, bagaimana uang, uang, dan uang, yang akhirnya... Kita harus bekerja pagi hingga malam untuk mendapatkan uang. Kita bekerja untuk men-store job dari bos kita. Kita takut dipecat... Pada akhirnya, kita lebih takut telat dipanggil bos dibanding dipanggil Allah (adzan), ini kesalahan berfikir yang amat sangat fatal menurut saya. Padahal, yang mengatur semua itu Allah, kita melupakan bahwa Allah sang Maha Pengatur. Kita tidak punya uang pun bisa hidup (paling kelaperan), gimana bisa? Coba kalian lihat bagaimana siklus burung, pagi hari mereka keluar mencari makanan karena lapar, sore hari pulang perut sudah penuh, mereka tidak punya uang tentunya. Dibanding dengan kita, pagi keluar untuk bekerja, pulang malam, gaji pas-pasan, shalat ditinggal, ga sempat ngurus anak karena capek, ga pernah ngaji. Sudah jelas, jika Allah ridha dengan hamba-Nya maka semua akan dipermudah.
World cup, semua orang pasti tau apa itu world cup. Ketika kita menonton para atlet internasional berlaga, kita berasa sedang menonton pahlawan-pahlawan negara saling mengayunkan pedang. Maksudnya, sadar tidak sadar, kita menyaksikan atlet olahraga bak pahlawan Patimura. Orang-orang rela bangun malam untuk menonton world cup dibanding shalat. Padahal apa coba, kalo menang, kita ga untung, kalo kalah kita ga rugi, ya kecuali kalau taruhan.
Musik, padahal sudah jelas bahwa musik merupakan lantunan-lantunan orang kafir ataupun setan. Terasa sekali, bahwa peranan musik sudah seperti menggantikan peranan Al-Quran yang seharusnya dilantunkan dengan suara yang merdu. Kita benar-benar salah berfikir di sini, ketika kita mendengar bahwa ada musik favorit kita disetel dan suaranya pelan, maka kita akan meminta untuk memaksimalkan volumenya, namun, ketika Al-Quran disetel walaupun hanya pelan, kita meminta untuk mematikannya. Sungguh suatu anomali yang sangat aneh apalagi dengan adanya konser musik, para penyanyi pun sudah menjelma menjadi patung sapi emas ketika zaman nabi Musa ‘alaihi sallam. Padahal mereka loh, cuman punya suara bagus, udah selesai, akhlak belum tentu, agama apalagi, tapi kita sampai tergirang-girang seperti anak kos di akhir bulan makan daging.
Fashion, inilah yang paling aneh menurut saya, gatau kenapa, semakin kaya dan modern manusia itu semakin GILA. Kenapa? Semakin modern orang semakin mendekati zaman Homo Palaeojavanikus yang hanya berpakaian dedaunan (pakaian terbuka), semakin kaya orang semakin ingin menggunakan pakaian gelandangan (pakaian robek-robek). Aneh sekali, apalagi jika seseorang berpakaian menurut syariat islam, biasanya akan ditanya “Mas sekarang kamu ikut aliran apa?” (Pengalaman) Astagfirullah, lantas saya jawab “Aliran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam” bahkan mungkin akan ada yang berkata “Sok Alim!”, “Teroris”. Ya itulah pengaruh pencucian otak oleh media massa yang ada. Salahnya kita semenjak kecil sudah terbiasa melihat yang tidak sesuai dengan syariat islam, apalagi kita sering disuguhkan bahwa “Teroris adalah orang fanatik dengan agama”. Aduh pusing kepala ini jika sudah terpengaruh dengan pemikiran aneh seperti itu.
Pancasila, demokrasi, HAM, dan sejenisnya memaksa kita untuk berfikir bahwa “Semua agama adalah benar” sehingga kita tidak diperbolehkan fanatik. Padahal menurut saya, fanatik terhadap agama itu hukumnya wajib, karena Allah sendiri yang mengatakan dalam Q.S. Al-Baqarah: 208 “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam islam secara Kaffah (total), dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu”. Ya, intinya sih seruan itu hanya untuk orang beriman. Kalo gamau fanatik, mungkin dia munafik atau kafir, tinggal pilih deh. Mungkin hanya ini yang dapat saya sampaikan, penulis juga bukan orang yang sempurna dan jika ada salah kata, mohon maaf karena datangnya dari nafsu saya sedangkan kebenaran hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar